Langit dan Bumi Adalah Titipan Ilahi (ilustrasi) |
Langit dan Bumi Adalah Titipan Ilahi
FolderIslamku.blogspot.com - Langit dan bumi adalah ciptaan Allah Swt. Yang dihadiahkan kepada umat manusia untuk menghuninya dan merupakan sebuah tanggung jawab yang harus dipikul sebagai amanat yang diberikan tuhan kepada umat manusia itu sendiri. “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi, gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikulla amanat itu oleh manusia…,” (QS al-Ahzab [33]: 72).
Al-Qur’an dengan jelas menyebutkan bahwa seluruh ciptaan di alam ini baik organism maupun an-organisme diperuntukkan untuk memenuhi fasilitas kehidupan manusia, “Dia mencipatakan malamnya gelap gullita, dan menjadikan siangnya terang benderang,. Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. Dan gunug-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh, (semua itu) untuk kesenaganmu…,” (QS Al- Nazi’at [79]: 29-33). “Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit), kemudian Kami membelah bumi dengan sebaik-baiknya, lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, anggur dan sayur-sayuran, zaitun dan kurma, kebun-kebun (yang) lebat, dan buah-buahan serta rumput-rumputan, untuk kesenanganmu…,” (QS ‘Abasa [80]]: 25-32).
Semua yang terhampar dimuka bumi ini telah ditundukkan untuk kepentingan manusia. Bahkan sebelum manusia hadir di bumi ini, sesungguhnya Tuhan jauh-jauh hari sudah menyiapkan tatanan semesta yang kelak layak dihuni kehidupan manusia. Keberlangsungan semesta yang diperkirakantelah berusia lebih 10 miliar tahun ini besar keluasannya yang seakan tak terbatas, merupakan suatu keharusan untuk dapat menghadirkan kehidupan yang ramah buat manusia.
Seorang astronot salah satu crew Apollo 9, Russell L.Scweickart, memberi komentar yang memikat saat ia melihat planet bumi dari perspektif luar angkasa. Katanya: “Bumi jika dilihat dari luar angkasa tidak hanya indah; tetapi bahkan tampak seperti hidup. Jika menatapnya, saya merasakan diri saya terhubung dengan kehidupan itu; saya merasa bahwa keberadaan saya ini berkat adanya Bumi. Pengalaman itu begitu menggerakkan hati sehingga saya tidak dapat menjelaskan dengan kata-kata”.
Astrofisikawan Muslim, Dr. Bruno Guiderdorni juga menejalaskan bahwa, “Usia dan ukuran alam semesta yang bisa diamati berhubungan erat dengan kehadiran kita di bumi. Kita tidak dapat muncul di sebuah jagat raya yang memiliki dan ukuran yang berbeda (dari jagat raya yang kita huni sekarang). Usia alam semesta yang sangat tua diperlukan pengayaan elemen barat, juga penting bagi pembetukan planet dan kemunculan kehidupan ukuran semesta merupakan konsekuensi usianya. Kita memerlukan ukuran semesta seperti ukuran semesta kita ini dan dan waktu selama usia semesta kita ini, agar spesies manusia dapat muncul dibumi. Segalanya telah dirancang dengan cara tertentu untuk memungkinkan keberadaan manusia”.
Bahkan bukan dari sisi astronomi dan astrofisikawan saja, menurut para astropolog ada sebuah fenomena kehidupan biologi masa silam yang menarik dicermati berkaitan dengan persiapan “penyambutan spesiaes manusia, di bumi ini. Jutaan tahun sebelum kehadiran manusia, bumi ini dihuni herbivora maupun karnivora raksasa seperti Dinosaurus, Brontosaurs, Brachiosaurus, T-Rex, Vecilorator dbs., namun mengapa hewan-hewan berukuran fantastis dan terlihat perkasa itu lenyap seluruh populasinya dalam kehidupan ini tanpa meninggalkan satu sisa anak keturunan langsungya? Bayangkan kehidupan seperti apa yang akan kita hadapi bila kita hidup berdampingan dengan para Dinosaurus seperti dalam cerita giksi the Jurrasic park?
Namun bukan karena alasan keamanan bila kita harus hidup sezaman dengan para hewan purba raksasa itu yang menjadi sisi menariknya. Makhluk-makhluk raksasa zaman Jurasik itu bukan saja kemudian menyediakan stok energiyang berlimpah bagi kehidupan manusia kelak, yakni fosil-fosil mereka berubah menjadi bahan hidrokarbon penghasil minyak bumi saja. Tetapi yang lebih penting ternyata Dinosaurus dan spesies purba raksasa di zamannya, dipercaya menjadi pelindung bagi kehidupan manusia kemudian. Iklim bumi ketika masi berusia relative muda sangat toksit, makhlu-makhluk raksasa ini sepertinya menyediakan kehidupan untuk melakukan detoksifikasi dan memberikan populasi bagi lingkungan bumi yang masi labil ketika itu. Salah satu di antara teori kepunahan makhluk purba ini muncul dari labilitas iklim bumi, ketika terjadi boming gas CO2 secara masal yang menyebabkan efek rumah kaca pemanasan global ekstrim yang memusnahkan secara masal seluruh spesies di dataran dan juga di lautan ketika itu. Para antropolog yakin tanpa kepunahan masal makhlu-makhluk tersebut maka kita takkan pernah hadir di dunia ini. Sebutlah para hewan purba raksasa itu telah berjasa menjadi pelindung (purier) bagi kehidupan manusia di masa depan. Wallahu’alam. FolderIslamku.blogspot.com
Al-Qur’an dengan jelas menyebutkan bahwa seluruh ciptaan di alam ini baik organism maupun an-organisme diperuntukkan untuk memenuhi fasilitas kehidupan manusia, “Dia mencipatakan malamnya gelap gullita, dan menjadikan siangnya terang benderang,. Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. Dan gunug-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh, (semua itu) untuk kesenaganmu…,” (QS Al- Nazi’at [79]: 29-33). “Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit), kemudian Kami membelah bumi dengan sebaik-baiknya, lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, anggur dan sayur-sayuran, zaitun dan kurma, kebun-kebun (yang) lebat, dan buah-buahan serta rumput-rumputan, untuk kesenanganmu…,” (QS ‘Abasa [80]]: 25-32).
Semua yang terhampar dimuka bumi ini telah ditundukkan untuk kepentingan manusia. Bahkan sebelum manusia hadir di bumi ini, sesungguhnya Tuhan jauh-jauh hari sudah menyiapkan tatanan semesta yang kelak layak dihuni kehidupan manusia. Keberlangsungan semesta yang diperkirakantelah berusia lebih 10 miliar tahun ini besar keluasannya yang seakan tak terbatas, merupakan suatu keharusan untuk dapat menghadirkan kehidupan yang ramah buat manusia.
Seorang astronot salah satu crew Apollo 9, Russell L.Scweickart, memberi komentar yang memikat saat ia melihat planet bumi dari perspektif luar angkasa. Katanya: “Bumi jika dilihat dari luar angkasa tidak hanya indah; tetapi bahkan tampak seperti hidup. Jika menatapnya, saya merasakan diri saya terhubung dengan kehidupan itu; saya merasa bahwa keberadaan saya ini berkat adanya Bumi. Pengalaman itu begitu menggerakkan hati sehingga saya tidak dapat menjelaskan dengan kata-kata”.
Astrofisikawan Muslim, Dr. Bruno Guiderdorni juga menejalaskan bahwa, “Usia dan ukuran alam semesta yang bisa diamati berhubungan erat dengan kehadiran kita di bumi. Kita tidak dapat muncul di sebuah jagat raya yang memiliki dan ukuran yang berbeda (dari jagat raya yang kita huni sekarang). Usia alam semesta yang sangat tua diperlukan pengayaan elemen barat, juga penting bagi pembetukan planet dan kemunculan kehidupan ukuran semesta merupakan konsekuensi usianya. Kita memerlukan ukuran semesta seperti ukuran semesta kita ini dan dan waktu selama usia semesta kita ini, agar spesies manusia dapat muncul dibumi. Segalanya telah dirancang dengan cara tertentu untuk memungkinkan keberadaan manusia”.
Bahkan bukan dari sisi astronomi dan astrofisikawan saja, menurut para astropolog ada sebuah fenomena kehidupan biologi masa silam yang menarik dicermati berkaitan dengan persiapan “penyambutan spesiaes manusia, di bumi ini. Jutaan tahun sebelum kehadiran manusia, bumi ini dihuni herbivora maupun karnivora raksasa seperti Dinosaurus, Brontosaurs, Brachiosaurus, T-Rex, Vecilorator dbs., namun mengapa hewan-hewan berukuran fantastis dan terlihat perkasa itu lenyap seluruh populasinya dalam kehidupan ini tanpa meninggalkan satu sisa anak keturunan langsungya? Bayangkan kehidupan seperti apa yang akan kita hadapi bila kita hidup berdampingan dengan para Dinosaurus seperti dalam cerita giksi the Jurrasic park?
Namun bukan karena alasan keamanan bila kita harus hidup sezaman dengan para hewan purba raksasa itu yang menjadi sisi menariknya. Makhluk-makhluk raksasa zaman Jurasik itu bukan saja kemudian menyediakan stok energiyang berlimpah bagi kehidupan manusia kelak, yakni fosil-fosil mereka berubah menjadi bahan hidrokarbon penghasil minyak bumi saja. Tetapi yang lebih penting ternyata Dinosaurus dan spesies purba raksasa di zamannya, dipercaya menjadi pelindung bagi kehidupan manusia kemudian. Iklim bumi ketika masi berusia relative muda sangat toksit, makhlu-makhluk raksasa ini sepertinya menyediakan kehidupan untuk melakukan detoksifikasi dan memberikan populasi bagi lingkungan bumi yang masi labil ketika itu. Salah satu di antara teori kepunahan makhluk purba ini muncul dari labilitas iklim bumi, ketika terjadi boming gas CO2 secara masal yang menyebabkan efek rumah kaca pemanasan global ekstrim yang memusnahkan secara masal seluruh spesies di dataran dan juga di lautan ketika itu. Para antropolog yakin tanpa kepunahan masal makhlu-makhluk tersebut maka kita takkan pernah hadir di dunia ini. Sebutlah para hewan purba raksasa itu telah berjasa menjadi pelindung (purier) bagi kehidupan manusia di masa depan. Wallahu’alam. FolderIslamku.blogspot.com
Langit dan Bumi Adalah Titipan Ilahi
Reviewed by folderislamku.blogspot.com
on
February 05, 2018
Rating:
No comments:
Note: Only a member of this blog may post a comment.