Siapa Yang Mengenal Dirinya, Niscaya Ia Mengenal Tuhannya (ilustrasi) |
Siapa Yang Mengenal Dirinya, Niscaya Ia Mengenal Tuhannya
FolderIslamku.blogspot.com - Islam sangat menghendaki agar manusia mengenal dirinya sendiri (makrifatul insan) tahu letak koordinat tugasnya dialam semesta ini. Manusia harus tuntas menjawab pertanyaan-pertanyaan filosofis mendasar tentang atas alasan kenapa ia dilahirkan dimuka bumi ini, kenapa ia terpilih berada di dunia ini? Dari mana ia berasal? Untuk apa Ia disini? Dan, akan kemana kelak pada akhirnya ia melangkah pergi? Ilmu mengenal diri adalah titik tolak untuk berangkat mempertanyakan hal-hal filosofis penting dalam hidup kita,yakni pertanyaan-pertanyaan yang pasti terbetik di dada, ketika kita berkesempatan merenung lebih dalam tentang posisi kita di jagat raya ini.
Kenalkah kita dengan diri kita sendiri? Jika ya, sejauh mana kita telah mengenalnya? Potret diri mana yang mewakili eksistensi kita? Siapakah sebenarnya “AKU” itu? Yang manakah “AKU”? sepanjang kita ber-metamorfosa dalam rahim, tumbuh kembang di dunia hingga kelak layu menuju ketuaan? Ataukah “AKU” bukanlah format fisik kita yang plastis dan senantiasa berubah-rubah hingga akhirnya berangsur-angsur sirna ditelan zaman? Apakah “AKU” adalah aktor penting didalam selubung kapsul fisik biologis kita? Adakah “AKU” itu adalah wujud asensialruh abadi yang tak mungkin terjamahatau belum dapat kita pahami hakikatnya?
Tragedi besar kehidupan manusia modern adalah ketika mereka terjebak penuh dengan cita-cita ekstensial berkarir memburu kesuksesan lingkungan eksternalnya, tapi melupakan suara batin dan kebutuhan internalnya sendiri. Sejak bangun tidur hingga tidur kembali, betapa banyak orang yang disibukkan oleh pekerjaan-pekerjaanya, direcoki oleh benda-benda mati di sekelilingnya, diperdaya oleh kemilau fatamorgana semu hingga suatu ketika ia tersentak menyadari bahwa ternyata ia sudah terlalu jauh teralienasi dari diri pribadinya sendiri. Budaya baarat sebagai kiblat kehidupan modern saat ini adalah budaya mengenal dunia, budaya menghimpun benda-benda tapi melupakan jiwa. Peradaban barat adalah peradaban materi.
Al-Qur’an mengajak merenungkan siapa diri kita ini, berkenalan lebih jauh kepadanya dan ber-refleksi kembali untuk menyadari sesuatu yang mungkin malah tidak kita akrabi. “Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikannya?,” (QS al-Dzariyat [51]: 21). Diri sendiri ini bahkan disebut al-Qur’an sebagai ayat-ayat Ilahi yang harus ditafakkuri yang malah lebih dahulu ada sebelum kehadiran ayat-ayat ilahiterwahyukan seperti Zabur, Taurat, Injil, dan Al-Qur’an diturunkan kepada umat manusia.
Rasulullah Muhammad SAW. Mengatakan “Siapa yang mengenal dirinya, niscaya ia mengenal tuhannya”. Pengetahuan tentang Tuhan adalah efek dari pengenalan terhadap diri. Dan Allah sendiri pun membahasakan bahwa posisi-Nya sangat-sangat dekat dalam berhadapan dengan manusia. Allah SWT menyebut posisinya lebih dekat dari urat nadi yang ada di leher hamba-hamba-Nya. “Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya,” (QS Qaf [50]: 16). “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat…,” (QS al-Baqarah [2]:186). Pada hakikatnya Tuhan tampil sangat terang benderang dihadapan kita. Kitalah sendiri yang kerap membangun tabir tebal sehingga tidak mampu mengenal-Nya. FolderIslamku.blogspot.com
Siapa Yang Mengenal Dirinya, Niscaya Ia Mengenal Tuhannya
Reviewed by folderislamku.blogspot.com
on
February 05, 2018
Rating:
No comments:
Note: Only a member of this blog may post a comment.