Sejarah Khalifah Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA
FolderIslamku.blogspot.com
Perkembangan agama islam pada masa Rasulullah Saw memang tidaklah mudah, karena
harus disertai dengan perjuangan yang keras dan butuh kesabaran bagi Rasulullah
Saw. beliau Saw memproklamirkan agama islam sebagai agama yang benar dan mulia
disisi Allah Swt. tentu tidaklah mudah diterimah begitu saja oleh semua orang, namun
dengan kesabarannya Rasulullah mampu mengibarkan panji-panji keislaman dan
menggulung tikar-tikar kebatilan.
Dalam
perkembangan agama islam, ada bayak sahabat Rasulullah yang ikut berperan dalam
menyebarkan agama islam dan menegakkan agama yang dibawa oleh Rasulullah
keseluruh penjuru dunia. Alhasil dengan kuasa Allah Swt. Rasulullah beserta para
sahabatnya berhasil menyebar luaskan agama islam dan sampai saat ini kita masih
bisa merasakan manis dan nikmatnya agama islam.
Beberapa
tokoh yang sangat berpengaruh pada masa itu diantaranya adalah para khulafaur
rasyidin (Abu Bakar Assiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin
Abi Thalib) . Yaitu para sahabat yang memegang kendali pemerintahan dan
memimpin ummat islam setelah Rasulullah Saw wafat. Kali ini kita akan membahas
salah satu tokoh yang sangat berpengaruh pada masa itu, siapa yang tidak kenal
dengan tokoh muslim yang satu in? Ya, nama Ali Bin Abi Thalib pastinya dikenal
oleh setiap umat islam didunia ini karena beliau adalah salah satu khalifah
dizaman Nabi Muhammad SAW dan menjabat setelah beliau dan ketiga khalifah
sebelumnya wafat. Ali bin Abi Thalib adalah salah satu sahabat Rasul yang
berpengaruh bagi islam. Untuk mengetahui dengan lebih jelasnya, mari kita simak
sejarah hidup Ali bin Abi Thalib berikut ini.
Ali bin Abi Thalib adalah sepupu Rasulullah saw. Dikisahkan bahwa pada
saat ibunya, Fatimah binti Asad, dalam keadaan hamil, beliau masih ikut
bertawaf di sekitar Ka’bah. Karena keletihan yang dialaminya lalu si ibu tadi
duduk di depan pintu Ka’bah seraya memohon kepada Tuhannya agar memberinya
kekuatan. Tiba-tiba tembok Ka’bah tersebut bergetar dan terbukalah dindingnya.
Seketika itu pula Fatimah binti Asad masuk ke dalamnya dan terlahirlah di sana
seorang bayi mungil yang kelak kemudian menjadi manusia besar, Ali bin Abi
Thalib.
Ali
Bin Abi Thalib masih berkerabat dekat dengan Rasulullah Saw. Beliau adalah
sepupu Nabi Muhammad Saw atau putra dari pamannya Abu Thalib. Ali bin Abi
Thalib lahir dikota Mekah tepatnya didaerah yang disebut sebagai Hijaz pada
tanggal 13 rajab. Beberapa kalangan ulama berpendapat bahwa Ali bin Abi Thalib
lahir pada tahun ke 10 sebelum Nabi Muhammad Saw memulai kenabiannya atau pada
sekitar tahun 599 atau 600 Masehi . Pada saat lahir, sebenarnya Ali bin Abi
Thalib bernama Haydar bin Abu Thalib yang artinya singa dari keluarga Abu
Thalib, namun Rasulullah Saw tidak begitu menyukai nama tersebut dan beliau Saw
memanggilnya dengan nama Ali yang memiliki arti “yang tinggi derajatnya disisi
Allah”.
Setelah Rasulullah Saw mengumandangkan tentang kenabiannya, beliau menerima
dan mengimaninya dan termasuk orang yang masuk Islam pertama kali dari kaum
laki-laki. Apapun yang dikerjakan dan diajarkan Rasulullah Saw kepadanya,
selalu diamalkan dan ditirunya. Beliau tidak pernah terkotori oleh kesyirikan
atau tercemari oleh karakter hina dan jahat dan tidak ternodai oleh
kemaksiatan. Kepribadian beliau telah menyatu dengan Rasulullah saw, baik dalam
karakternya, pengetauhannya, pengorbanan diri, kesabaran, keberanian, kebaikan,
kemurahan hati, kefasihan dalam berbicara dan berpidato.
Sejak masa kecilnya beliau telah menolong Rasulullah saw dan terpaksa
harus menggunakan kepalan tangnanya dalam mengusir anak-anak kecil serta pada
gelandangan yang diperintah kaum kafir Qurays untuk mengganggu dan melempari
batu kepada diri Rasulullah saw.
Masa
remaja Ali bin Abi Thalib dihabiskan bersama Rasulullah dan menimba ilmu dalam
islam. Sejak Ali bin Abi Thalib masih muda, ia banyak melakukan hal-hal bersama
Rasulullah termasuk mengikuti perang untuk membela agama islam. Ketika Ali bin
Abi Thalib beranjak dewasa ia dinikahkan dengan puteri Rasulullah Saw, Fatimah
dan kemudian mereka memiliki empat orang anak dari pernikahannya yakni Hasan,
Husein, Zainab dan Ummu Kultsum.
Sebelum
menerima Ali bin Abi Thalib sebagai menantunya, Rasul pernah menolak lamaran
sahabat yang dikenal kaya dan memiliki jabatan kala itu yakni sahabat Abu Bakar
Ash shiddiq dan juga Umar bin Khatab. Saat itu Rasul menolak pinangan kedua
sahabat tersebut karena malaikat Jibril datang kepada Muhammad Saw dan
mengabarkan bahwa Ali lah yang akan menikah dengan Fatimah Az zahra putrinya.
Menurut pendapat ulama, Ali menikahi Fatimah saat usianya 18 tahun dan fatimah
berusia 14 atau 15 tahun (Wallahu A’lam Bisshawab) dan mereka menikah setelah
peristiwa perang Badar terjadi.
Selain dikenal akan kebaikan sifat dan pribadinya, Ali juga dikenal
pemberani. Dikisahkan ketika Rasul akan pergi berhijrah dengan Abu Bakar Ash
Shiddiq, Ali bin Abi Thalib menggantikan beliau Saw untuk tidur diranjangnya
padahal saat itu kaum kafir Quraisy berniat untuk mencelakai Nabi Muhammad Saw.
Keberaniannya tidak tertandingi, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah
Saw: “Tiada pemuda sehebat Ali”. Dalam bidang keilmuan, Rasul menamakannya
sebagai pintu ilmu. Bila ingin berbicara tentang kesalehan dan kesetiaannya,
maka sesuai dengan sabda Rasulullah Saw:
“Jika kalian ingin tahu ilmunya Adam, kesalehan Nuh, kesetiaan
Ibrahim, keterpesonaan Musa, pelayanan dan kepantangan Isa, maka lihatlah
kecemerlangan wajah Ali”.
Beliau merupakan orang yang paling dekat hubungan kefamiliannya dengan
Nabi Saw. sebab, beliau bukan hanya sepupu nabi, tapi sekaligus sebagai anak
asuhnya dan suami dari putrinya serta sebagai penerus kepemimpinan sepeninggal
Rasulullah Saw.
Setelah
Rasullulah Saw wafat maka kepemimpinan umat islam dipegang oleh Khulafair
Rasyidin. Setelah peristiwa terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan, masyarakat
Arab kemudian meminta dan membaiat Ali bin Abi Thalib untuk menjadi pemimpin
bagi mereka namun ada beberapa kalangan yang tidak menyukai hal tersebut
termasuk keluarga Utsman bin Affan dan kerabatnya karena jika Ali memimpin maka
mereka tidak lagi bisa hidup senang dan nyaman sebagaimana saat kepemimpinan
Utsman bin Affan yang cenderung mudah dan lunak. Kepemimpinan Ali adalah
layaknya kepemimpinan Umar bin Khatab yang keras dan disiplin. Ada beberapa hal
yang dilakukan Ali saat masa pemerintahannya yang berlangsung selama lima tahun
yakni dari tahun 656 – 661 M, antara lain
1. Menghapus
nepotisme yang kala itu banyak terjadi dalam lingkungan pemerintahan.
2. Mengganti
pejabat atau gubernur yang berkuasa kala kepemimpinan Utsman bin Affan dan
menunjuk pejabat baru untuk menggantikannya.
3. Menarik kembali semua tanah yang
telah dihibahkan oleh Utsman bin Affan kepada para keluarganya.
4. Memperkuat pengaruh islam
didaerah-daerah yang telah ditaklukkan oleh khalifah sebelumnya antara lain di
kawasan Persia dan afrika Utara.
Pada
masa kekhalifan Ali bin Abi Thalib juga terjadi kerusuhan dan perang saudara
antar umat muslim. Saat itu disebutkan bahwa Ali bin Abi Thalib berperang
melawan “Ummul Mukminin” Aisyah RA yang dihasut oleh beberapa orang diantaranya
Abdullah bin Zubair dan Thalhah. Perang tersebut dikenal sebagai perang jamal.
Selain itu perang lainnya yang terjadi pada masa Ali bin Abi Thalib adalah
perang Shiffin dimana Ali berperang dengan Muawiyah bin Abu Sufyan.
Akhirnya,
menjelang subuh, 19 Ramadhan 40 H ketika sedang shalat di masjid Kufah, kepala
beliau dipukul dengan pedang beracun oleh Abdurrahman bin Muljam yang merupakan
anggota dari Khawarijmi atau kaum pembangkang. Menjelang wafatnya, pria sejati
ini masih memberi makan kepada pembunuhnya. dan akhirnya Ali bin Abi Thalib RA
menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 21 Ramadhan pada tahun ke 40
hijriyah, dan beliau wafat saat berusia 63 tahun.
Semoga dari kisah perjalanan
hidup Ali bin Abi Thalib sahabat Rasulullah Saw, kita bisa mengambil hikmah dan
pelajaran, yang lalu kemudian dijadikan sebagai pedoman dalam menjalani
kehidupan. Semoga bermanfaat dan bernilai ibadah disisi-Nya. FolderIslamku.blogspot.com
Sejarah Khalifah Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA
Reviewed by folderislamku.blogspot.com
on
November 26, 2018
Rating:
No comments:
Note: Only a member of this blog may post a comment.