Sedekah Bisa Dilakukan Dengan Materi dan Nonmateri (Ilustrasi) |
Sedekah Bisa Dilakukan Dengan Materi dan Nonmateri
FolderIslamku.blogspot.com - Sedekah memang dapat dilakukan kapan saja, di mana saja, dan kepada siapa saja. Tidak hanya itu, sedekah juga bisa dilakukan dengan apa saja, baik dengan harta maupun sekedar amalan biasa yang kelihatannya tidak pantas dianggap sebagai amalan sedekah. Hal ini unik, karena begitu luwesnya makna sedekah. Alangkah baikanya kalau kita khususkan sebuah pembahasan mengenai dimensi-dimensi yang terdapat dalam sedekah. Disini kita akan menggolaongkan sedekah menjadi dua macam, yaitu sedekah materi dan sedekah nonmateri.
1. Sedekah Materi
Pada umumnya orang yang bersedekah dengan menggunakan materi yang merupakan kepemilikan pribadinya; mulai dari barang yang sifatnya sekali pakai, seperti pakaian dan makanan, sampai barang yang mempunyai nilai untuk diproduksi lagi., seperti uang untuk modal usaha. Sedekah melalui harta benda merupakan sedekah dalam arti konvensional, yang sering kita lakukan antarsesama melalui momen-momen tertentu. Ini merupakan sedekah yang paling berharga, karena umumnya manusia lebih cenderung memikirkan kebutuhan ekonominya ketimbang kebutuhan lain. Adanya kesenjangan sosisal juga dilator belakangi oleh persoalan ekonomi ini, sebagai factor utama terciptanya kelas antara si kaya dan si miskin.
Sedekah dengan harta merupakan representasi dari kepekaan atau sensitivitas seseorang terhadap keadaan masyarakatnya. Jika kita orang kaya, atau minimal mempunyai lebih banyak harta daripada orang yang hidup di sebelah tetangga kita, maka sedekah harta adalah yang paling dianjurkan untuk dilakukan. Ketika kita melihat masyarakat yang terkatung-katung hidupnya oleh persoalan ekonomi, dan kita sebagai orang yang berdiri gagah dengan penghasilan yang besar, maka pemberian sedekah melalui harta lebih baik daripada nasihat-nasihat kepada mereka. Allah SWT menjelaskan dalam Al-Qur’an:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنْفِقُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّا أَخْرَجْنَا لَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ ۖ وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيثَ مِنْهُ تُنْفِقُونَ وَلَسْتُمْ بِآخِذِيهِ إِلَّا أَنْ تُغْمِضُوا فِيهِ ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ
“Wahai oarng-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kau keluarkan, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Mahakaya, Maha Terpuji.” (QS. Al-Baqarah [2]: 267).
Ayat tersebut memberikan dalil keutaman bahkan keharusan untuk menafkahkan harta benda dijalan Allah, termasuk dalam hal ini adalah menyedekahkan sebagian harta yang halal dan yang baik kepada mereka yang membutuhkan. Harta yang halal dalam ayat tersebut mengsyaratkan kita untuk bekerja secara halal, tidak boleh mengambil harta dengan jalan yanga haram menurut ajaran agama. Pesan indah Al-Qur’an ini sekaligus menganjurkan kita untuk berlaku dermawan, khususnya dlam urusan hartabenda dan kepemilikan. Dalam hadits disebutkan:
“Dari Abu Hurairah r.a. sesungguhnya Rasulullah Saw. bersabda bahwa Allah Swt. berfirman, “Wahai anak Adam, berikanlah nafkah, tentu kamu juga kan diberi nafkah.” (H.R. Bukhari dan Muslllim).
Melihat orang misklin dan sengsara, sementara kita juga tidak jauh lebih baik dari mereka dalam urusan ekonom, bukan berarti menjadi halangan untuk bersedekah atau bersikap dermawan. Jaminan Allah dan Rasulullah sudah sangat jelas, bahwa barang siapa yang memberikan nafkah, maka urusan harta diirinya sendiri juga akan dipenuhi. Dari ayat dan hadits tersebut , kita memperoleh pemehaman bahwa harta benda yang kita miliki, yang baik dan yang halal, memang harus dialirkan (dinafkahkan) di jalan Allah.
Sedekah harta menjadi sesuatu yang dianjurkan bagi kita, bahkan diwajibkan. Mereka yang menganggap tidak perlu melakukan sedekah dengan harta akan mendapat ancaman dari Allah dan Rasul-Nya, sebagaimana dalam sebuah hadits:
“Dari Abu Umamah Suday bin ajlan r.a, dia berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Wahai anak Adam, sesungguhnya bila kamu menyerahkan kelebihan sesuatu adalah lebih baik bagimu. Namun bila kamu mengekangnya, maka hal itu buruk bagimu. Dan tidak tercela orang yang memenuhi kebutuhan, dan mulailah dari orang yang menjadi tanggung jawabmu. Tangan yang diatas lebih baik dari padatangan yang di bawah.” (H.R. Muslim).
Isi hadits tersebut tidak hanya anjuran mengesahkan kedermawanan kita melalui sedekah, tetpai juga ancaman bagi yang mengekangnya. Seperti yang disebutkan dlam hadits bahwa mengekang harta merupakan perbuatan jahat. Sedekah yang merupakan manifestasi dari kedermawananterhadap sesame adalah nilai asensi dari kepemilikan sesorang akan harta. Dalam hal ini, kita juga tidalk dianjurkan untuk menjadi peminta-minta, karena terdapat penegasan yang sangat bijak bahwa tangan yang diatas (memberi) lebih baik daripada tangan yang dibawa (penerima).
2. Sedekah Nonmateri (Sedekah Potensi)
Seperti yang telah disebutkan bahwa sedekah tidak bermakna materi belaka. Ada banyak jalan yang bisa dilakukan untuk mempraktikkan amalan sedekah. Pertanyaannya, dengan apa kita bersedekah, benda apa yang mempunyai nilai sedekah, atau bahkan pekerjaan apa saja yang memiliki nilai sedekah? Jawabannya sangat banyak. Pertama, dengan apa kita bersedekah? Jawab, dengan segala potensi yang terdapat dalam diri kita sebagai manusia. Jika kita meniatkan dengan tulus dan ikhlas karena Allah Swt., semua perbbuatan baik kita kepada orang lain adalah sedekah. Tidak haya itu, perbuatan baik kita bagi lingkungan juga dinilai sedekah.
Apa sebenarnya potensi kita sebagai manusia? Jawabannya tentu akan semakin banyak. Secara garis besar, kita sebagai manusia memiliki dua potensi pokok yang merupakan fitrah yang bisa difungsikan untuk amal kebaikan, yaitu potensi tenaga dan potensi pikiran.
Potensi Tenaga
Tenaga yang kita miliki mampunyai potensi untuk difungsikan dalam melakukan perbuatan baik atau jahat sekaligus. Jika kita mengfungsikannya untuk perbuatan baik, berarti kita telah melakukan sedekah. Dalam konteks ini, membantu orang lain, seperti gotong-royong membangun mesjid, membersihkan lingkungan, melestarikan sarana dan prasarana lingkungan, menjaga keamanan lingkungan, bahkan membuang duri dari tengah jalan agar tidak mengganggu pengguna jalan, termasuk sedekah dengan tenaga. Selain itu masih banyak potensi tenaga kita yang bisa berniali sedekah asal diniatkan karena Allah Swt.
Potensi Pikiran
Potensi manusia selanjutnya adalah akal atau pikiran. Potensi akal atau pikiran ini khas milik manusia yang tidak terdapat pada makhluk Allah Swt. yang lain. Pikiran pulalh yang membuat manusia dibedakan dari binatang. Oleh karena itu, pikiran manusia merupakan potensi termahal yang harus dijaga dan dioptmalkan fungsinya untuk hal-hal yang baik.
Dalam konteks ini, pikiran bisa menjadi sarana untuk bersedekah. Tentu, melalui kemampuan pikiran dalam memecahkan setiap persoalan yang dihadapi manusia. Jika seseorang berada dalam kesulitan, maka kita bisa bersedekah, minimal dengan sumbangan saran dan nasihat yang baik, selain bantuan materil dan tenaga. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dzar r.a., Rasulullah Saw. bersabda:
“Janganlah sekali-kali engkau meremehkan suatu kebaikan, walaupun hanya menemui saudaramu (sesame muslim) dengan wajah yang ramah.” (H.R. Muslim).
Sepintas begitu mudahnya kita bersedekah. Memang seperti itulah faktanya, jika kita mau mendalami makna sedekah secara luas, tidak hanya terpaku pada materi dan pemberian yang bersifat kebendaan. Dengan kata lain, sedekah tidak hanya milik orang kaya, tetapi milik siapa saja. Orang miskinsekalipun bisa melakukan sedekah, seperti halnya yang dilakukan oleh mereka yang diberi kekayaan. Wallahu’alam. FolderIslamku.blogspot.com
Sedekah Bisa Dilakukan Dengan Materi dan Nonmateri
Reviewed by folderislamku.blogspot.com
on
March 19, 2018
Rating:
No comments:
Note: Only a member of this blog may post a comment.